Sabtu, 23 Februari 2013


               Landasan Soekarno Menerapkan Demokrasi Terpimpin

Dalam sejarah Indonesia, masa Demokrasi Terpimpin merupakan suatu periode yang cukup penting karena penerapan sistem ini membawa pengaruh besar dalam berbagai segi kehidupan bangsa Indonesia. Mengenai kelahiran sistem ini, sebenarnya sudah dilontarkan oleh Presiden Soekarno sejak tahun 1956. Dan sejak tahun 1957 Presiden Soekarno mengemukakannya secara formal dengan mengusulkan pembentukan kabinet Gotong Royong dan pembentukan Dewan Nasional.
Dalam Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Soekarno menyatakan konstitusi 1950 tak berlaku lagi dan memberlakukan kembali UUD 1945. Sistem pemerintahan presidensial ini dipandang sebagai alternatif yang sesuai di Indonesia bila dibandingkan dengan sistem Demokrasi Liberal yang merupakan impor, dan dipandang sebagai upaya kembali kepada semangat revolusi nasional.1)
Dengan berlakunya kembali UUD 1945, Presiden Soekarno langsung memimpin pemerintahan dan bertindak sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan (Perdana Menteri) serta membentuk Kabinet Kerja  yang menteri-menterinya tidak terikat kepada partai.2)
Konsepsi Presiden Soekarno ini didasarkan pada penafsiran “terpimpin” dari isi pembukaan UUD 1945, tepatnya sila keempat Pancasila yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”, dimana “terpimpin” diartikan sebagai terpimpin secara mutlak oleh diri pribadinya dan menciptakan atribut “Pemimpin Besar Revolusi, Panglima Tertinggi Angkatan Perang“, sehingga Presiden menjadi penguasa tertinggi dan mutlak di dalam negara.3)
Di dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa presiden adalah mandataris MPR, dengan demikian, presiden berada dibawah MPR. Namun dalam kenyataannya anggota MPR (S) diangkat berdasarkan penetapan presiden. Presidenlah yang harus menentukan apa saja yang akan diputuskan MPR (S). Hal ini berarti bahwa UUD 1945 tidak dilaksanakan secara murni dan konsekuen. Sebagai akibatnya, terjadi ketidakstabilan kehidupan ketatanegaraan terutama dalam bidang politik. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa tindakan Soekarno yang otoriter seperti menetapkan Manipol (Manifesto Politik) sebagai GBHN (Pen-Pres no. 1 tahun 1960), pembubaran DPR hasil Pemilu (Pen-Pres no. 3 tahun 1960, pembentukan DPR Gotong Royong untuk mengganti DPR hasil Pemilu yang dibubarkan (Pen-Pres no 4 tahun 1960 ). Begitu pula dalam penggantian ketua,wakil dan anggota, wakil dan anggota DPR-GR, Presiden Soekarno Pen-Pres tanpa meminta persetujuan lembaga legislatif yang ada, tetapi menurut keinginan Soekarno sendiri”.4)
Tindakan Presiden Soekarno yang inkonstitusional ini menimbulkan perpecahan dalam negeri, terutama dengan angkatan bersenjata di bawah Nasution. Selain dengan Nasution, Soekarno memandang Masyumi dan PSI sebagai penghalang kebijaksanaan yang akan diambilnya, apalagi dikaitkan dengan pemberontakan PRRI/Permesta, di mana menurut Soekarno; militer, Masyumi dan PSI terlalu lemah dalam menangani masalah PRRI tersebut.
Kini Indonesia bergerak menuju radikalisme yang akan memberi peluang kepada PKI untuk berkembang walaupun walaupun masih menghadapi permusuhan dengan pihak tentara. Tersisihnya tentara di dalam pandangan Soekarno dan semakin dekatnya PKI merupakan gambaran inti kehidupan atau suasana politik masa awal demokrasi terpimpin yang dalam beberapa tulisan Soekarno dicap sebagai diktator. Namun oleh beberapa sejarawan menolak anggapan tersebut, seperti pendapat Prof. Legge (guru besar sejarah dari Universitas Monash, Melbourne) yang dikutip oleh Moedjanto yakni sebagai berikut: 
Betapapun juga besarnya kekuasaan Soekarno tetapi pemusatan kekuasaan secara riil tidak ada padanya. Yang nampak justru pembagian kekuasaan dengan kekuatan sosial politik lain meskipun tidak secara koinstitusional. ia tidak mengambil keputusan secara egosentris tetapi bermusyawarah dulu meski ia yang paling menentukan. Seorang dikataor membrangus pers dan memenjarakan lawan politiknya dalam suatu kamp konsentrasi adalah hal biasa. Tetapi di jaman Soekarno pembrangusan pers dan pemenjaraan lawan politiknya hanya merupakan suatu kekecualian, tidak merupakan hal yang umum”5)
Meski diakui bahwa situasi politik pada masa awal demokrasi terpimpin tidak stabil namun untuk mengatakan bahwa Soekarno seorang diktator diperlukan penelaahan yang lebih mendalam. Namun dapat disimpulkan bahwa tindakan Soekarno dalam menerapkan Demokrasi menimbulkan pro dan kontra, begitu juga penilaian terhadap tindakannya.

       Latar Belakang Munculnya Demokrasi Terpimpin

Sejarah Indonesia (1959-1966) adalah masa di mana sistem "Demokrasi Terpimpin" sempat berjalan di Indonesia. Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi dimana seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara, kala itu Presiden Soekarno. Konsep sistem Demokrasi Terpimpin pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam pembukaan sidang konstituante pada tanggal 10 November 1956.

[sunting]
Latar belakang dicetuskannya sistem demokrasi terpimpin oleh Presiden Soekarno :Latar belakang

  1. Dari segi keamanan nasional: Banyaknya gerakan separatis pada masa demokrasi liberal, menyebabkan ketidakstabilan negara.
  2. Dari segi perekonomian  : Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal menyebabkan program-program yang dirancang oleh kabinet tidak dapat dijalankan secara utuh, sehingga pembangunan ekonomi tersendat.
  3. Dari segi politik : Konstituante gagal dalam menyusun UUD baru untuk menggantikan UUDS 1950.
Masa Demokrasi Terpimpin yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno diawali oleh anjuran Soekarno agar Undang-Undang yang digunakan untuk menggantikan UUDS 1950 adalah UUD 1945. Namun usulan itu menimbulkan pro dan kontra di kalangan anggota konstituante. Sebagai tindak lanjut usulannya, diadakan pemungutan suara yang diikuti oleh seluruh anggota konstituante . Pemungutan suara ini dilakukan dalam rangka mengatasi konflik yang timbul dari pro kontra akan usulan Presiden Soekarno tersebut.
Hasil pemungutan suara menunjukan bahwa :
  • 269 orang setuju untuk kembali ke UUD 1945
  • 119 orang tidak setuju untuk kembali ke UUD 1945
Melihat dari hasil voting, usulan untuk kembali ke UUD 1945 tidak dapat direalisasikan. Hal ini disebabkan oleh jumlah anggota konstituante yang menyetujui usulan tersebut tidak mencapai 2/3 bagian, seperti yang telah ditetapkan pada pasal 137 UUDS 1950.
Bertolak dari hal tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah dekrit yang disebut Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :
  1. Tidak berlaku kembali UUDS 1950
  2. Berlakunya kembali UUD 1945
  3. Dibubarkannya konstituante
  4. Pembentukan MPRS dan DPAS

[sunting]Peranan PKI

Partai Komunis Indonesia (PKI) menyambut "Demokrasi Terpimpin" Soekarno dengan hangat dan anggapan bahwa PKI mempunyai mandat untuk mengakomodasi persekutuan konsepsi yang sedang marak di Indonesia kala itu, yaitu antara ideologi nasionalismeagama (Islam) dan komunisme yang dinamakan NASAKOM.
Pada tahun 1962, perebutan Irian Barat secara militer oleh Indonesia yang dilangsungkan dalam Operasi Trikora mendapat dukungan penuh dari kepemimpinan PKI, mereka juga mendukung penekanan terhadap perlawanan penduduk adat yang tidak menghendaki integrasi dengan Indonesia.

[sunting]Keterlibatan Amerika Serikat

Di era Demokrasi Terpimpin, antara tahun 1959 dan tahun 1965Amerika Serikat memberikan 64 juta dollar dalam bentuk bantuan militer untuk jenderal-jenderal militer Indonesia. Menurut laporan di media cetak "Suara Pemuda Indonesia": Sebelum akhir tahun 1960, Amerika Serikat telah melengkapi 43batalyon angkatan bersenjata Indonesia. Tiap tahun AS melatih perwira-perwira militer sayap kanan. Di antara tahun 1956 dan 1959, lebih dari 200 perwira tingkatan tinggi telah dilatih di AS, dan ratusan perwira angkatan rendah terlatih setiap tahun. Kepala Badan untuk Pembangunan Internasional di Amerika pernah sekali mengatakan bahwa bantuan AS, tentu saja bukan untuk mendukung Soekarno dan bahwa AS telah melatih sejumlah besar perwira-perwira angkatan bersenjata dan orang sipil yang mau membentuk kesatuan militer untuk membuat Indonesia sebuah "negara bebas".

[sunting]Dampak ke situasi politik

Era "Demokrasi Terpimpin" diwarnai kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan kaum borjuis nasional dalam menekan pergerakan-pergerakan independen kaum buruh dan petani Indonesia. Kolaborasi ini tetap gagal memecahkan masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak Indonesia kala itu. Pendapatan ekspor Indonesia menurun, cadangan devisa menurun, inflasi terus menaik dan korupsi kaum birokrat dan militer menjadi wabah sehingga situasi politik Indonesia menjadi sangat labil dan memicu banyaknya demonstrasi di seluruh Indonesia, terutama dari kalangan buruh, petani, dan mahasiswa.

Sabtu, 16 Februari 2013

                              10 Bencana Aneh Terbesar di Dunia



Tidak seorangpun yang mengharapkan bencana terjadi apalagi kalo menimpa dirinya dan keluarga. Setelah mempostingkan bencana alam terdahysat yang pernah singgah dan meluluhlantakan bumi kita. Berbeda dengan postingan sebelumnya, disini kita akan melihat bencana tidak lazim dan biasa kita dengar.

10. Amukan Gajah Hutan Chandka
 

Pada musim semi 1972, Area Hutan Chandka di India – yang sudah dilanda kekeringan- diserang gelombang bahang juga. Gajah lokal, yang biasanya tidak menjadi masalah, menjadi gelisah karena suhu yang tinggi dan kurangnya air. Pada musim panas situasi semakin buruk. Puncaknya pada 10 juli, Segerombolan gajah-gajah mengamuk dan menyerang 5 desa, meninggalkan kerusakan besar-besaran. baik dari pihak warga sipil maupun gajah tersebut.

9. Peracunan Massal di Basra
 

Bulan September 1971 pengiriman 90,000 metrik ton biji gandum tiba di pelabuhan Irak Basra. Jewawut Amerika dan gandum meksiko- yang telah diproses secara kimia dengan methyl-mercury untuk mencegah pembusukan- disemprot pink untuk mengindikasi bahwa sangat beracun dan tulisan peringatan tercetak jelas di bungkusnya- Cuma dalam bahasa Inggris dan Spanyol. Sebelum didistribusikan ke petani, ternyata sudah dicuri dari dok dan dijual sebagai makanan ke penduduk yang kelaparan. Pemerintah Irak, malu atas kealpaan ini, singkat cerita dan tidak sampai dua tahun wartawan Amerika melaporkan bukti 6,530 rumah sakit menangani kasus keracunan merkuri. Pejabat pemerintah mengakui 459 meninggal, namun jumlah sebenarnya diperkirakan sekitar 6,000 dengan 100.000 lainnya menderita efek permanen seperti kebutaan, tuli dan kerusakan otak.

8. Ledakan Reaksi Berantai di Texas City
 

Pada 15 April ,1947, kapal pengangkut Perancis memasuki dok Texas City, dan mengambil 1,400 ton pupuk ammonium nitrate. Malam itu api muncul di bagian bawah dek kapal. Menjelang pagi kepulan asap hitam membuat port authorities karena perusahaan kimia Monsanto hanya berjarak 700 kaki. Seorang pria berdiri di dok, menyaksikan, tugboat dipersiapkan untuk menyeret kapal pengangkut ke tengah laut. Kobaran api menyebar ke luar dari rongsokan kapal, dan dalam hitungan menit Monsanto meledak, membunuh dan menghancurkan ratusan pekerja dan saksi yang melihat ledakan permulaan. Kebanyakan distrik perdagangan hancur, dan api mengamuk sepanjang tepian laut, dimana sejumlah besar tang gas butane dalam keadaan terancam meledak. Tidak lama setelah tengah malam, kapal pengangkut kedua- juga membawa nitrat- meledak, dan seluruh kejadian terulang kembali. Lebih dari 500 orang meninggal dan 1000 lainnya luka-luka.

7. Peristiwa Tunguska
 

Pada 30 juni,1908 ledakan besar terjadi di dekat Podkamennaya (Under Rock) Sungai Tunguska yang sekarang dikenal Krasnoyarsk Krai of Russia. Ledakan sepertinya disebabkan oleh meteor atau pecahan komet dengan panjang sekitar 20m(60 kaki). Meskipun meteor atau komet dianggap hancur sebelum sampai di bumi, peristiwa ini masih dianggap peristiwa tubrukan. Energi ledakan diperkirakan antara 10 dan 20 megaton TNT, 1,000 kali lebih dahsyat dari bom yang dijatuhkan di Hiroshima atau setara dengan Castle Bravo, bom nuklir terkuat yang diledakkan US. Ledakan Tunguska menumbangkan kira-kira 80 juta pohon di sekitar 2,150 kilimeter persegi. Kerusakannya saat ini masih bisa dilihat dari satelit di angkasa.

6. Robohnya The Empire State Building
 

Pada sabtu pagi 28 juli 1945, veteran Army pilot mengudara dengan B-25 light bomber dari Bedford, Massachusetts, menuju Newark, New Jersey, co-pilot dan marinir muda juga di dalam. Kabut membuat jarak pandang lemah. Kira-kira sejam kemudian, orang-orang di jalan tengah kota Manhattan menyadari raungan pesawat yang memekik semakin tajam dan menyaksikan dengan ngeri bomber tiba-tiba muncul dari kabut asap, melesat diantara gedung bertingkat dan kemudian terjun menubruk sisi Empire State Building. Serpihan pesawat dan bangunan runtuh berbarengan. Lubang besar menganga di lantai 78, satu dari mesin pesawat menabrak 7 dinding dan keluar dari sisi lain bangunan dan mesin lain terjerembab di cerobong lift. Saat tank bahan bakar meledak, 6 lantai ditelan api, dan gasoline yang terbakar mengalir di sisi lain bangunan. Untungnya, sedikit kantor yang buka pada hari sabtu, dan hanya 11 orang-plus 3 pengendara pesawat meninggal.

5. The Gillingham Fire Demonstration
 

 Tiap tahun pemadam kebakaran Gillingham, di Kent, England, akan membangun ‘rumah’ sementara dari kayu dan kain untuk demonstrasi populer memadamkan kebakaran pada pesta acara tahunan Gillingham Park. Setiap tahun, juga, beberapa pria lokal dipilih dari banyak kandidat . Pada 11 juli 1929, 9 bocah laki-laki-umur 10 sampai 14- dan 6 pemadam kebakaran berpakaian seakan-akan sedang pesta perkimpoian, memanjat lantai ke tiga dari ‘rumah’ itu dengan tali dan tangga. Rencananya adalah menyalakan api di lantai pertama, menyelamatkan ‘pesta perkimpoian’ dengan tali dan tangga dan kemudian meledakkan rumah kosong untuk mendemokan penggunaan fire hoses. Karena kesalahan, api menyala duluan, Penonton mengira tubuh yang mereka lihat adalah gurauan dan bertepuk tangan meriah, sementara pemadam kebakaran diluar menyemprotkan air karena mengetahui bencana sesungguhnya. ke 15 orang meninggal di dalam rumah.

4. Ledakan Tabung Gas Pittsburg
 

Tabung gas silinder besar- yang terbesar di dunia saat itu- berada di jantung pusat industri Pittsburgh, Pennsylvania, mengalami kebocoran. Di pagi hari 14 november 1927, tukang reparasi pergi untuk memperbaikinya- dengan lampu tiup yang terbuka. Sekitar pukul 10 mereka menemukan kebocorannya. Tangki yang berisi 5 juta kubik gas alam, naik ke udara seperti balon dan meledak. Potongan metal, dengan berat 100 lbs, berserakan ke jarak yang cukup jauh, dan efek kombinasi dari tekanan udara dan api menyisakan kehancuran ber mil kuadrat. 28 orang tewas dan ratusan lainnya terluka.

3. Banjir Tetes Tebu di The Great Boston
 

15 januari 1919, pekerja dan penduduk Boston’s North End, kebanyakan orang Irlandia dan Italia, sedang diluar menikmati matahari siang di hari yang hangat. Tiba-tiba, dengan peringatan yang singkat, tangki besi cor yang besar milik perusahaan penyulingan murni pecah dan gelombang besar tetes-tebu mentah berwarna hitam, setinggi dua lantai, menenggelamkan jalanan dan mengalir perlahan menuju area tepi laut. Bukan saja pejalan kaki tapi juga kereta kuda tidak bisa lari dari gelombang ini.2 juta galon tetes-tebu yang sedianya akan dijadikan minuman menenggelamkan sejumlah orang -21 pria, wanita dan anak-anak tewas tenggelam. Kuda-kuda itu sebenarnya hanya terjebak di lengketnya cairan tebu tersebut, polisi terpaksa menembaknya. Boston berbau tetes-tebu selama seminggu, dan pelabuhan menjadi coklat sampai musim panas.

2. Kepanikan Gereja Baptis The Shiloh
 

2000 orang, kebanyakan kulit hitam, berkumpul di Shiloh Baptist Church Birmingham, Alabama, pada 19 September, 1902, demi mendengar ceramah Booker T. Washington. Tembok gerejanya baru. Tangga curam, menempel pada dinding. Setelah ceramah selesai, ada sedikit perselisihan yang memperebutkan kursi kosong, keluarlah kata-kata ‘fight’ dari salah satu anggota paduan suara, rupanya kerumunan salah interpretasi menjadi ‘fire’ sehingga semua orang berlarian keluar menuju pintu. Pintu yang tidak lebar tentu saja tidak mampu menampung ribuan massa yang berdesakan, apalagi tangga pintunya cukup curam, insiden tarik menarik dan saling menginjak berakhir dengan tewasnya 115 orang, dengan posisi bertumpuk di depan pintu gereja sampai setinggi 10 kaki.

1.Invasi Ular di St. Pierre
 

Aktifitas volkanis di ‘bald mountain’ tinggi diatas St Pierre, Martinique, biasanya tidak begitu penting sehingga banyak penduduk tidak menggubris adanya asap dari kawah dan beberapa gempa kecil selama April 1902. Pada awal Mei, bagaimanapun, hujan abu mulai turun terus menerus, dan bau sulfur yang menyengat mengisi udara sekitar. Rumah penduduk yang ada di lereng gunung tidak bisa lagi dihuni, lebih dari 100 ular fer-de-lances (-ini nih jenis ular yang besar dan berbisa yang ada di Amerika-) mulai melata menyerbu seperempat penduduk mulat(-mulat tuh campuran negro ma caucasian-) di St Pierre. Ular sepanjang 6 kaki ini membunuh 50 orang dan tak terhitung jumlah binatang lainnya. Namun pembasmian baru saja dimulai, Pada 5 mei longsoran dari lumpur yang mendidih tumpah ke laut, diikuti tsunami yang membunuh ratusan orang, 3 hari kemudian, 8 mei, Mt Pelee akhirnya meledak, mengirimkan lava putih dan bebatuan yang mematikan ke kota. Dalam waktu 3 menit St Pierre hancur total. Dari 30.000 populasi, hanya 2 yang selamat.